MAKALAH
PERTANIAN
|
Dengan disusunnya makalah ini,
kami para penulis berharap makalah ini bisa membantu pembaca atau petani dalam
pembudidayaan tanaman tomat.
Penyusun:
·
Fitriani
·
Lusynta Febrianti
·
Sasi Marina
·
Tirta Fiatmo
·
Tria Yunisma
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika
Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh
suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai
mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan
tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus
diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari
emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, seperti
jagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di
bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani
di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara,
orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis
menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman
menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di
Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka
menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga terjadi di
antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada
tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam
berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar
sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran
masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia
lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku
Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih
rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang
dihasilkan bisa menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per
tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga
mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran
rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang
tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah
antara lain:
1.
Bagaimana cara penanaman yang baik untuk menghasilkan
buah yang bagus.
2.
Bagaimana cara mengetahui jenis tanah yang baik untuk
media tanam tanaman tomat.
C.
TUJUAN
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Supaya kita bisa menerapkan cara-cara penanaman yang
baik dalam pembudidayaan tanaman tomat.
2.
Agar kita bisa mendapatkan hasil panen yang bagus dari
pembudidayaan tanaman tomat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Klasifikasi
Tomat
Menurut Lawrence, Backer dan
Backhuizen van den Brink tanaman Tomat di klasifikasikan sebagai berikut:
Divisio :
Spermatophyta
Subdiviso :
Angiospermae
Class :
Dicotyledoneae
Superorder :
Asteridae
Order :
Polemoniales
Family :
Solanaceae
Genus :
Lycopersicon
Species :
Lycopersicon esculentum Mill
Tomat merupakan tanaman herba musim yang tumbuh tegak
dengan tinggi berkisar antara 0,5-2,5 m dan bercabang.
B. Morfologi Tomat.
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar
serabut yang tumbuh menyebar kearah samping,tetapi dangkal. Batang tanaman
tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat,
berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut
kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan
dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan
tomat dapat bercabang dan diameter
cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman
tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang
menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun
majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran
besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman
tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.
Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah,
kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah
dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan
bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala
benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi,
tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan
bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki
berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda
berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah.
C.
Manfaat buah
tomat.
Tomat adalah buah yang sangat
mudah dijumpai. Harganya juga murah meriah. Tomat kaya akan vitamin A dan
vitamin C. Pada umumnya kita dapat menjumpai tomat dalam 2 warna yaitu merah
dan hijau. Tomat yang baik untuk dikonsumsi adalah yang berwarna merah, karena
mengandung vitamin C dan vitamin A 5 kali lebih banyak dibandingkan tomat
hijau. Tomat juga mengandung lycopene, yaitu zat antioksidan yang bisa
menghancurkan radikal bebas dalam tubuh. Lycopene paling banyak terdapat dalam
tomat. Sangat baik untuk mengkonsumsi tomat setiap pagi sebanyak 1-2 buah.
Tomat lebih baik bila diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi karena lycopene
yang keluar akan lebih banyak ketimbang bila dikonsumsi mentah-mentah.
a.
Menurunkan resiko
gangguan jantung.
b.
Menambah nafsu makan
dan mengatasi kelelahan.
c.
Mencegah pertumbuhan
sel kanker pada prostat, leher rahim, payudara dan endometrium.
d.
Memperlambat penurunan
fungsi mata karena faktor usia.
e.
Menjaga kesehatan
organ ginjal, hati dan mencegah sulit buang air besar.
f.
Menghilangkan jerawat.
Ambil sebuah tomat yang sudah direbus. Potong-potong dan gosokkan pada wajah
yang berjerawat pelan-pelan. Diamkan 10 menit. Bilas dengan air. Lakukan 1
bulan.
g.
Mengatasi diare.
h.
Meningkatkan jumlah
sperma pada pria.
i.
Memulihkan fungsi
lever.
j.
Mengatasi kegemukan.
k.
Mengobati keseleo.
Caranya, blender buah tomat, lalu sarinya dicampur minyak wijen, perbandingan
1:1. Panaskan hingga tinggal tersisa minyaknya saja. Gunakan untuk memijat
bagian yang keseleo.
l.
Mengobati bisul.
Panaskan buah tomat dan letakkan diatas bisul. Bisul pun pecah tak lama
kemudian dan sekaligus sembuh.
m.
Menyembuhkan stroke.
Caranya, buatlah jus tomat dan rajin minum jus tersebut setiap hari. Kandungan
lycopene nya yang tinggi amat bagus bagi penderita stroke.
n.
Untuk kecantikan
kulit, karena mengandung antioksidan. Menghancurkan radikal bebas akibat polusi
dan sinar ultraviolet.
E.
fase pra tanam tomat
a.
syarat tumbuh
-
Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi.
-
Tanahnya gembur, porus dan subur,tanah liat yang
sedikit mengandung pasir dan pH antara 5-6.
-
Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi
dapat menghambat persarian.
-
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan
merangsang pertumbuhan tanaman yang masihmuda karena asimilasi CO2 menjadi
lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan
merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.
b.
Pola tanam
-
Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum,
kubis dan kacang-kacangan.
-
Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela
untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
BAB III
METODOLOGI
Pada
penelitian ini diteliti bagaimana cara penanaman tanaman tomat yang baik untuk
mendapatkan produktivitas buah yang berbobot. Untuk mendapatkan hasil yang
bagus, disini kami juga melakukan penilitian tentang janis tanah yang baik
untuk media tanam tnaman tomat.
A. Rancangan penelitian.
Penelitian ini merupakan jenis penilitian studi litelatur, yakni penjelasan
data yang di dapatkan dari bebagai sumber hasil penilitian yang sudah ada
dengan melalui gambaran yang sesuai dengan kenyataan. Peniltian ini dibagi
dalam beberapa tahap:
a. Perkecambahan
bibit tanaman
b. Penyiapan
lahan penanaman
c. Penanaman
bibit tanaman
d. Pengamatan
perkembangan pertumbuhan tanaman
e. Analisis data
dengan melakukan perbandingan dengan hasil penilitian yang sudah ada.
B.
Tempat dan
waktu penilitian
Penilitian ini dilakukan didaerah lahan pertanian daerah Argamakmur,
penilitian berlangsung selama 4 bulan.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat :
a.
Cangkul
b.
Parang
c.
Tali nilon
d.
Polybag
2.
Bahan:
a.
Bibit tomat
b.
Pupuk
D.
Prosedur kerja
Pertama pilih bibit tanaman tomat, bibit
yang telah disiapkan kemudian ditanam dalam polybak terlebih dahulu hingga
bibit siap di tanam di lahan pertanian yang telah di siapkan, sebelum itu
siapkan dahulu lahan pertanian yang akan di tanam tomat.
a.
fase pra tanam tomat
c.
syarat tumbuh
-
Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi.
-
Tanahnya gembur, porus dan subur,tanah liat yang
sedikit mengandung pasir dan pH antara 5-6.
-
Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi
dapat menghambat persarian.
-
Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan
merangsang pertumbuhan tanaman yang masihmuda karena asimilasi CO2 menjadi
lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan
merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman.
d.
Pola tanam
-
Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum,
kubis dan kacang-kacangan.
-
Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela
untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu.
e.
Penyiapan lahan
-
Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak
ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
-
Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah
dengan air selama dua minggu
-
Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2
dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
-
Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda
dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
-
Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan
dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
-
Berikan pupuk dasar 4 kg Urea/ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl
per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
-
Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ±
20 kg/1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
-
Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara
merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika
diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000m) dengan cara :
-
Alternatif 1: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3
liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc
larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
-
Alternatif 2: setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok
peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
-
Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur
pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
-
Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang
hari
-
Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
-
Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50
cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm.
f. Pemilihan
bibit
-
Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda (F1 Hybryd)
-
Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah
semai) pindahkan ke lapangan
-
Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram
dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab).
b.
Fase persemaian.
-
Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan
pupuk kandang 25-30 kg + Natural GLIO (1:1)
-
Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun
pisang atau kelapa
-
Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per
satu dalam polibag
-
Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang
baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang
berisi campuran media tanam
-
Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
-
Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan
dosis 2 tutup/tangki.
c.
Fase tanam.
-
Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
-
Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
-
Penanaman sore hari
-
Buka polibag plastik
-
Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang
dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
-
Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA
dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
-
Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu,
caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal
dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO
lalu bibit ditanam
-
Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh
normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa
tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang
penyakit
-
Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika
ada serangan semprot dengan Natural VITURA
-
Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri
dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir
perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzussp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzussp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
-
Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak
tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.
d.
Fase vegetatif.
-
Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur
28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan
tanaman
-
Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam,
diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2
gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman
tomat,kemudian ditutup dengan tanah dan siram dengan air
-
Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah
tanam berupa campuran Urea dan KCl (±5 gr), berikan di sekeliling batang
tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram
dengan air.
-
Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur
dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin
jauh ( ± 7 cm).
-
Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan
serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
-
Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
-
Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan,
penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase
tanam
-
Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC
NASA (3-4 tutup)+ HORMONIK (1 tutup)setiap 7 hari sekali.
-
Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15cm harus
segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi
agar batang tomat berdiri tegak.
-
Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8,
sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan
luka.
e.
Fase generatif
a.
Pengelolaan tanaman
-
Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua
dilakukan umur 45-50 hari
-
Untuk merangsang pembungaan pada umur 32HST lakukan
perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal
1-3 cabang utama1 / tanaman
-
Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan
cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu
digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi
cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang
tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel
sehingga tanaman tidak terlalu pendek
-
Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong
ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
-
Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali
dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. – Agar tidak mudah
hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis
5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
b.
Pengamatan hama dan Penyakit
-
Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala
buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan
dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
-
Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah
busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva
berwarna putih.Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur,
bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap
lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
-
Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan
buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes).
Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
-
Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida
alami (PESTONA, GLIO,VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki.
-
Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan
busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
f.
Fase Panen dan Pasca panen.
-
Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah
berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering,
batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir
hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan
dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang
teduh
-
Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
-
Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah
memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
-
Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti
kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
-
Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan
musnahkan
-
Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi
dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada saat penilitian, kami
berhasil mendapatkan hasil tanam yang sangat baik dari sebelumnya, antara lain:
1. Mendapatkan
contoh bibit unggul tanaman tomat
2. Cara bertanam
yang baik
3. Hasil produksi
yang meningkat
B.
Pembahasan
1.
Umur awal terbentuknya bunga
Umur tanaman saat pertama kuncup bunga muncul. Ketiga galur tomat lebih
cepat berbunga di bandingkan dengan yang lain. Waktu berbunga tanaman tomat
menunjukan rata-rata awal lebih cepat.
2.
Jumlah tandan per tanaman
Jumlah tandan per tanaman lebih banyak dari biasanya.
3.
Jumlah bunga per tanaman
Dari hasil penghitungan menunjukan bahwa jumlah bunga per tanaman lebih
banyak dari biasanya.
4.
Jumlah buah per tanaman
Dari hasil penghitungan buah juga menunjukan bahwa jumlah buah per tanaman
nya lebih banyak dari biasa nya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada saat penilitian dapat di
simpulkan bahwa penyebab banyaknya hasil panen tomat petani yang kurang baik antara
lain disebabkan oleh kurang tepat nya tata cara para petani dalam mengolah
lahan pertanian yang di garapnya dan mekanisme perawatan yang kurang optimal
sehingga sering terserang penyakit.
B.
SARAN
Dengan sengaja kami buat makalah ini yang bertujuan agar bisa membantu
petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas. Dengan
disusunya makalah ini kami berharap para pembaca atau petani bisa menerapkan
metode-metode bercocok tanam tanaman tomat telah kami buat. Agar makalah yang
kami buat tidak sia-sia atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR FUSTAKA
Widodo, 2011, TOMAT. http//pembudidayaan
tomat.co.id
di akses oleh tirta,
tanggal 14 September 2011
Sutini, FMIPA UI, 2008.
http//bab II tentang tomat.com
di akses oleh tirta,
tanggal 14 September 2011
Viranda, F.M, FK UI,
2009. http//bab III tentang tomat.co.id
di akses oleh tirta,
tanggal 14 September 2011
Ardi yusman, FMIPA
USU, 2010.http//makalah tentang tomat.co.id
di akses oleh tirta,
tanggal 14 September 2011
Dewi maulida, T.K, FT
UDP, 2010.http//skripsi”ekstraksi” likopen tomat.co.id
Cahyono, 1998,TOMAT.
http//morfologi tomat.co.id
di akses oleh tirta,
tanggal 14 September 2011
Informasi yang sangat menarik terima kasih atas informasi yang sudah disampaikan salam sukses selalu
BalasHapus